POLIO TIDAK DAPAT DISEMBUHKAN NAMUN BISA DICEGAH DENGAN IMUNISASI

Poliomielitis adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian dalam hitungan jam.
Kejadian poliomielitis atau polio telah ditekan akibat cakupan imunisasi polio yang luas. Kasus virus polio liar telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988, dari sekitar 350.000 kasus di 125 negara endemik telah ditekan menjadi hanya 6 kasus yang dilaporkan ke WHO pada tahun 2021. Virus polio di Indonesia (indigenous) sudah tidak ditemukan lagi sejak tahun 1996. Namun pada tanggal 13 Maret 2005 ditemukan kasus polio importasi pertama di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pada 2014, WHO menetapkan penyakit polio di Indonesia telah musnah. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan seorang anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh terkonfirmasi positif polio pada awal November 2022. Pemerintah menetapkan temuan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) polio.
Virus polio memasuki tubuh melalui mulut, dalam air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan bahan feses dari orang yang terinfeksi. Virus berkembang biak di usus dan diekskresikan oleh orang yang terinfeksi di feses, yang dapat menularkan virus ke yang lain. Gejala awal polio yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri pada anggota badan. Gejala biasanya muncul 7-10 hari setelah terinfeksi, namun juga dapat terjadi dalam rentang 4-35 hari. Selanjutnya jika gejala memberat dapat terjadi kelumpuhan yang bersifat lemas (bukan kaku) pada anggota gerak. Kerena itu, jika ada anak usia dibawah 15 tahun yang mengalami lumpuh layuh mendadak, segera bawa anak tersebut ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
Pasien yang terinfeksi virus polio dapat menularkan virus selama 7-10 hari sebelum timbulnya gejala penyakit. Selain itu, virus faeses dapat bertahan 3-6 minggu. Polio dapat menyerang siapa saja, terutama menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi polio secara lengkap. Risiko menjadi semakin besar jika kondisi sanitasi yang buruk dan perilaku buang air besar sembarangan.
Satu dari setiap 200 orang yang terinfeksi polio menyebabkan kelumpuhan ireversibel (biasanya di kaki). Di antara mereka yang lumpuh terdapat 5% -10% meninggal ketika otot-otot pernapasan mereka tidak dapat digerakkan oleh virus.
Tidak ada obat untuk polio. Polio hanya bisa dicegah dengan imunisasi. Vaksin aman dan efektif ada – vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio yang tidak aktif (IPV). Imunisasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio. Vaksin polio yang telah diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak hingga seumur hidup. Pencegahan penyakit polio dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian imunisasi polio pada anak-anak.
Dalam rangka penanggulanan Kejadia Luar Biasa (KLB) Polio, UPT Puskesmas Kumbe mendukung pelaksaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dilaksanakan dari tanggal 23 Juli 2024 di fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dasar dan posyandu terdekat dengan mengajak anak usia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari untuk mendapatkan 2 dosis tetes manis imunisasi polio.
Ayo datang dan sukseskan pelaksaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio diwilayah kerja UPT. Puskesmas Kumbe
Oleh: dr. Sherly Yunita, S.Ked dokter umum Puskesmas Kumbe
Referensi:
1. Estivari F. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases: Poliomyelitis. CDC. 2021; https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/polio.html
2. WHO. Poliomyelitis. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/poliomyelitis
3. Kemenkes. Infeksi Emerging. 2024. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio.
4. Dihni VA. 8 Tahun Absen, Kasus Polio Muncul Lagi. 2024. https://katadata.co.id/infografik/63819c8f35fb5/8-tahun-absen-kasus-polio-muncul-lagi