Keracunan Kehamilan Salah Satu Penyebab Tertinggi Kematian pada Ibu Hamil

Kondisi keracunan kehamilan perlu diwaspadai oleh para ibu hamil karena berisiko baik pada ibu maupun janin yang dikandung. Keracunan pada kehamilan dapat terjadi saat usia kehamilan memasuki 20 minggu. Namun, bisa juga terjadi lebih awal atau setelah melahirkan. Keracunan kehamilan mempengaruhi 1 dari 25 kehamilan. Berdasarkan data dari International Society for the study of Hypertension in Pregnancy and Preeclampsia Foundation, preeklampsia mengakibatkan kematian lebih dari 75.000 ibu hamil dan 500.000 bayi setiap tahunnya. Preeklampsia juga berhubungan dengan terjadinya persalinan prematur dan kejang mendadak pada kehamilan. Bahkan pada kasus yang parah, bahaya keracunan ini dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, perlu pengetahuan bagi setiap ibu hamil tentang keracunan pada kehamilan agar dapat mengetahuinya sedini mungkin. Jika tidak terdeteksi, tentu akan sangat berbahaya baik bagi kesehatan ibu dan kondisi janin dalam kandungan.
Pengertian Keracunan Kehamilan
Keracunan kehamilan adalah kondisi dalam medis yang disebut juga sebagai preeklampsia atau toxemia gravidarum. Peningkatan tekanan darah atau hipertensi ditandai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Protein dalam urin muncul lebih lambat dari hipertensi dan kenaikan berat badan (BB). Kondisi keracunan ini dapat diketahui juga dari adanya faktor pembekuan darah (platelet) yang rendah, serta terdapat masalah pada organ ginjal dan hati maupun saraf.
Penyebab Keracunan Pada Kehamilan
Penyebab terjadinya keracunan pada kehamilan belum diketahui pasti. Namun, menurut ahli menduga hal ini berhubungan dengan adanya permasalahan plasenta yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya pada ibu hamil sehingga terjadi keracunan pada kehamilan. Bagian pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta tidak bekerja baik pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia. Kondisi ini menyebabkan tekanan darah menjadi tidak stabil, akibatnya terjadi risiko keracunan.
Asupan gizi yang buruk saat kehamilan juga bisa menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko keracunan. Adapun faktor lainnya yang berpotensi menjadi penyebab keracunan pada kehamilan sebagai berikut:
- Faktor genetik preeklampsia
- Permasalahan pada pembuluh darah
- Memiliki kelainan autoimun
- Mengandung bayi kembar
- Kehamilan di atas usia 35 tahun
- Kehamilan di usia dini atau remaja
- Ibu hamil mengalami obesitas
- Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
- Memiliki riwayat diabetes
- Memiliki masalah pada organ ginjal
Ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan secara rutin sejak awal kehamilan agar dapat mengetahui perkembangan dan kesehatan janin, sehingga dapat terpantau dengan baik.
Gejala Keracunan Pada Kehamilan
Kebanyakan dari pasien yang mengalami keracunan kehamilan tidak akan memberikan keluhan apapun. Namun ada beberapa gejala yang patut diwaspadai dan memerlukan perhatian khusus, yaitu diantaranya:
- Sakit kepala parah terus menerus
- Kencing sedikit atau tidak sama sekali
- Penurunan kadar trombosit dalam darah
- Kenaikan berat badan dalam satu atau dua hari
- Nyeri perut bagian atas dibawah tulang rusuk
- Wajah, tangan, dan kaki bengkak
- Perubahan refleks atau kondisi mental
- Penglihatan kabur dan sensitif cahaya
- Mual dan muntah
- Sesak nafas
Gejala yang umum seperti mual dan muntah, kemudian sakit kepala dan nyeri adalah kondisi yang sering dialami ibu hamil. Kondisi ini sulit membedakannya sehingga perlu konsultasi ke dokter jika kondisinya semakin parah agar segera mendapat penanganan.
Penanganan Kasus Keracunan Kehamilan
Penanganan yang diberikan pada kasus keracunan kehamilan tergantung dari tingkat keparahan dari kondisi yang dimiliki. Pada kondisi yang ringan, keracunan kehamilan biasanya ditangani dengan menerapkan gaya hidup sehat yang disertai dengan pemantauan tekanan darah dan gejala lainnya. Sementara pada kasus berat, kondisi keracunan atau preeklampsia ibu hamil dengan pemberian obat-obatan tertentu sesuai anjuran dari dokter.
Salah satu penanganan mengatasi keracunan kehamilan yang dapat dilakukan yaitu persalinan jika usia kehamilan telah memasuki 37 minggu, serta kondisi bayi dalam kondisi baik dan sehat. Apabila ibu hamil belum cukup bulan untuk melahirkan, maka dokter biasanya akan menyarankan ibu hamil untuk tirah baring di rumah sakit agar dokter dapat memeriksa dan juga mengawasi perkembangan kondisi ibu dan janinnya.
Pencegahan Keracunan Pada Kehamilan
Sudah menjadi kewajiban bagi Ibu untuk selalu menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari masalah gangguan hipertensi dan keracunan kehamilan. Penerapan pola hidup sehat mampu menurunkan risiko bagi Ibu hamil terjangkit hipertensi. Biasakan diri untuk menjauhi rokok serta minuman yang beralkohol, menghindari stres, menjaga pola makan sehat seperti minum air putih yang cukup dan mengonsumsi makanan bergizi dan kaya serat, protein, rendah garam dan menghindari konsumsi makanan dengan pengawet dan berminyak.
Di sisi lain, Ibu bisa mengimbanginya dengan melakukan olahraga yang teratur misalnya jalan santai, yoga dan olahraga ringan lainnya selama 30 menit setiap hari. Selain itu, Ibu bisa menambahkan menu sehat dengan mengonsumsi buah-buahan segar. Upayakan untuk melakukan pencegahan dari awal dengan menghindari penyebab hipertensi pada Ibu hamil sebelum terjadinya berbagai gangguan penyakit berbahaya yang mengancam Ibu dan kandungan. Lakukan juga pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi kehamilan dan ikuti petunjuk yang disarankan oleh dokter dengan baik.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika terdapat gejala dan faktor risiko keracunan pada kehamilan, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter kandungan. Pemberikan obat-obatan untuk mencegah dan meminimalisir risiko preeklampsia yang berbahaya bagi kehamilan. Jika setelah pemeriksaan tidak ada ditemukan preeklampsia, tetap harus menjaga gaya hidup sehat. Demikian penjelasan singkat tentang keracunan kehamilan yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Kegiatan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter kandungan menjadi salah satu cara mencegah resiko keracunan.
Oleh: dr. Sherly Yunita, S.Ked
Referensi :
• Preeclampsia: Causes, Diagnosis, and Treatments. https://www.healthline.com/health/preeclampsia. Diakses pada 10 Desember 2023.
• About Preeclampsia and Eclampsia. https://www.nichd.nih.gov/health/topics/preeclampsia/conditioninfo. Diakses pada 10 Desember 2023.
• Preeclampsia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preeclampsia/symptoms-causes/syc-20355745. Diakses pada 10 Desember 2023.
• Everything you need to know about preeclampsia. https://www.medicalnewstoday.com/articles/252025#symptoms. Diakses pada 10 Desember 2023.
• Pre-eclampsia. https://www.nhs.uk/conditions/pre-eclampsia/. Diakses pada 10 Desember 2023.
• Wiknjosastro, Prof.Dr.Gulardi.H..Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat,
cetakan kelima. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta;2016